Back to IF2230 Jaringan Komputer

Topic

Questions/Cues

  • Apa masalah utama alokasi sumber daya?
  • Apa itu kemacetan (congestion)?
  • Apa itu flow dan soft state?
  • Apa saja taksonomi/klasifikasi alokasi sumber daya?
  • Router-centric vs Host-centric?
  • Reservation vs Feedback?
  • Bagaimana mengevaluasi skema alokasi?
  • Apa itu metrik “Power”?
  • Apa itu “Fairness”?
  • Apa itu Jain’s Fairness Index?

Reference Points

  • Slides 2, 4
  • Slides 9, 10
  • Slides 11, 12
  • Slides 13, 14
  • Slides 15-17

Masalah Fundamental: Kemacetan (Congestion)

Masalah Utama: Bagaimana cara mengalokasikan sumber daya jaringan (seperti bandwidth link dan buffer di router) secara efektif dan adil di antara sekumpulan pengguna yang saling bersaing.

Definisi Kemacetan (Congestion):

  • Terjadi ketika terlalu banyak paket bersaing untuk menggunakan link yang sama.
  • Antrian (queue) di router menjadi penuh dan akhirnya meluap (overflow).
  • Akibatnya, paket-paket yang baru datang akan dibuang (dropped).

Dua Sisi Koin:

  1. Alokasi Sumber Daya (Proaktif): Jaringan secara aktif mengalokasikan sumber daya. Jika dilakukan dengan presisi, kemacetan dapat dihindari. Namun, ini sulit dilakukan karena sumber daya tersebar di seluruh jaringan.
  2. Kontrol Kemacetan (Reaktif): Membiarkan sumber mengirim data sesukanya, lalu pulih dari kemacetan ketika terjadi. Ini lebih mudah diimplementasikan tetapi bisa mengganggu karena banyak paket yang terbuang.

Model Jaringan dan Konsep “Flow”

Kita membahas alokasi sumber daya dalam konteks jaringan packet-switched.

Konsep Flow:

  • Meskipun jaringan bersifat connectionless (setiap datagram diperlakukan independen), pada praktiknya sering ada aliran (stream) datagram yang terkait antara sepasang host yang melewati rute yang sama. Aliran ini disebut flow.
  • Sebuah flow bisa didefinisikan dalam berbagai granularitas, misalnya:
    • Host-to-host: Semua paket dengan alamat IP sumber & tujuan yang sama.
    • Process-to-process: Semua paket dengan IP sumber/tujuan DAN port sumber/tujuan yang sama (ini setara dengan channel di transport layer).
  • Perbedaan utamanya adalah flow terlihat oleh router di dalam jaringan, sedangkan channel adalah abstraksi end-to-end.

Soft State:

  • Karena router melihat flow, ia bisa menyimpan informasi keadaan sementara untuk setiap flow, yang disebut soft state.
  • Ini berbeda dari hard state (seperti pada jaringan connection-oriented) karena soft state tidak perlu dibuat atau dihapus secara eksplisit melalui sinyal. Jika soft state hilang (misal karena router reboot), jaringan tetap beroperasi dengan benar, tetapi jika ada, router bisa menangani paket dari flow tersebut dengan lebih baik.

Taksonomi Mekanisme Alokasi Sumber Daya

Ada beberapa cara untuk mengklasifikasikan pendekatan alokasi sumber daya:

  1. Router-centric vs. Host-centric:
    • Router-centric: Router yang bertanggung jawab penuh (memutuskan paket mana yang diteruskan/dibuang, dan memberitahu host berapa cepat mereka boleh mengirim).
    • Host-centric: Host (pengirim) yang mengamati kondisi jaringan (misalnya dari paket yang hilang) dan menyesuaikan kecepatan pengirimannya sendiri. TCP adalah contoh klasik dari ini.
  2. Reservation-based vs. Feedback-based:
    • Reservation-based: Host “memesan” sejumlah kapasitas dari jaringan terlebih dahulu. Router akan mengalokasikan sumber daya untuk memenuhi pesanan itu. Jika tidak bisa, pesanan ditolak.
    • Feedback-based: Host langsung mengirim data dan menyesuaikan kecepatannya berdasarkan umpan balik dari jaringan. Umpan balik bisa eksplisit (router mengirim pesan “pelan-pelan!”) atau implisit (host mendeteksi paket hilang).
  3. Window-based vs. Rate-based:
    • Window-based: Mengontrol pengirim dengan batasan jumlah data yang boleh “in-flight” (belum di-ACK). Contoh: TCP Flow Control & Congestion Window.
    • Rate-based: Mengontrol pengirim dengan batasan kecepatan eksplisit (misalnya dalam bit per detik).

Kriteria Evaluasi: Efektivitas dan Keadilan

1. Efektivitas (Effectiveness):

  • Diukur dengan dua metrik utama: throughput (ingin setinggi mungkin) dan delay (ingin serendah mungkin).
  • Kedua tujuan ini seringkali bertentangan. Mendorong throughput hingga 100% akan menyebabkan antrian di router menjadi sangat panjang, yang akan meningkatkan delay secara signifikan.
  • Metrik Power: Untuk menyeimbangkan keduanya, diusulkan metrik Power = Throughput / Delay. Tujuannya adalah memaksimalkan nilai “Power” ini.

2. Keadilan (Fairness):

  • Mendefinisikan “adil” itu tidak mudah. Tidak selalu berarti “sama rata”.
  • Controlled Unfairness: Melalui reservasi, kita bisa secara sengaja membuat ketidakadilan yang terkontrol, misal memberikan bandwidth 1 Mbps untuk video stream dan hanya 10 Kbps untuk transfer file di link yang sama.
  • Masalah Panjang Rute: Apakah adil jika sebuah flow yang melewati 4 router mendapat jatah bandwidth yang sama dengan flow lain yang hanya melewati 1 router di salah satu link? Flow yang lebih panjang menggunakan lebih banyak sumber daya jaringan secara keseluruhan.
  • Jain’s Fairness Index: Sebuah formula matematis untuk mengukur tingkat keadilan dari sekumpulan throughput flow Hasilnya selalu antara 0 dan 1. Nilai 1 menunjukkan keadilan sempurna (semua xi​ sama).

Summary

Alokasi sumber daya bertujuan untuk mengelola kemacetan (congestion) dengan cara mendistribusikan sumber daya jaringan (bandwidth dan buffer) secara efektif dan adil. Pendekatannya dapat diklasifikasikan (misalnya, host-centric vs. router-centric, feedback vs. reservation). Keberhasilannya dievaluasi berdasarkan dua kriteria utama: efektivitas, yang menyeimbangkan throughput dan delay (diukur dengan metrik Power), dan keadilan, yang konsepnya kompleks namun dapat diukur secara kuantitatif dengan metrik seperti Jain’s Fairness Index.