Back to IF3110 Pengembangan Aplikasi Berbasis Web
Topic
Questions/Cues
Motivasi (Masalah Awal)?
Risiko Over-provisioning?
Risiko Under-provisioning?
Solusi Cloud?
Estimasi real-world?
Definisi Cloud (NIST)?
5 Karakteristik Esensial?
Rapid Elasticity?
Measured Service?
On-Demand Self-Service?
Ubiquitous Network Access?
Resource Pooling?
Reference Points
- Slides IF3110-11a-Cloud-Computing.pdf (Slide 3-7)
Motivasi: Masalah Pengembangan Tradisional
Jika kita punya ide inovatif, secara tradisional kita menghadapi masalah besar:
Perlu modal awal yang besar untuk membeli hardware (server, storage).
Perlu SDM (manusia) berbakat untuk mengoperasikan dan memelihara sistem tersebut.
Ini mengarah ke dua risiko utama dalam perencanaan kapasitas:
Risiko Over-provisioning (Kapasitas Berlebih):
Kita menyediakan kapasitas (misal: beli 100 server) untuk mengantisipasi peak load (beban puncak).
Kenyataannya, demand rata-rata jauh di bawah peak.
Area yang diarsir (di bawah garis kapasitas, di atas demand) adalah kapabilitas yang tidak terpakai (biaya terbuang).
Risiko: Sistem mungkin tidak sepopuler yang diharapkan.
Risiko Under-provisioning (Kapasitas Kurang):
Kita menyediakan kapasitas di bawah peak load (misal: hanya 50 server).
Saat demand melonjak, kapasitas kita tidak cukup.
Area yang diarsir (di atas garis kapasitas) adalah permintaan yang tidak terlayani.
Risiko: Kehilangan potensi pengguna dan pendapatan.
Solusi Cloud Computing:
Cloud memungkinkan kita untuk “memulai dari yang kecil dan tumbuh sesuai kebutuhan” (start small and grow as needed). Kita tidak perlu menebak kapasitas di awal.
Estimasi Real-world:
Rata-rata utilisasi (pemakaian) server di data center tradisional hanya 5% - 20%.
Peak load bisa 2 hingga 10 kali lipat dari load rata-rata.
Definisi Cloud Computing (NIST)
Menurut US NIST (National Institute of Standards and Technology), Cloud Computing adalah:
“Sebuah model untuk memungkinkan akses jaringan yang nyaman dan on-demand ke kumpulan bersama (shared pool) dari sumber daya komputasi yang dapat dikonfigurasi (misal: jaringan, server, storage, aplikasi, dan layanan) yang dapat dengan cepat disediakan (provisioned) dan dilepaskan dengan upaya manajemen atau interaksi provider layanan yang minimal.”
5 Karakteristik Esensial Cloud (NIST)
Rapid Elasticity (Elastisitas Cepat):
Kemampuan untuk menyesuaikan skala sumber daya (naik atau turun) secara cepat dan elastis sesuai kebutuhan demand. Jika traffic naik, server ditambah; jika turun, server dikurangi.
Measured Service (Layanan Terukur):
Aspek-aspek layanan cloud dikontrol dan dimonitor oleh provider. Ini memungkinkan billing model pay-as-you-go (bayar sesuai pemakaian), mirip meteran listrik atau air.
On-Demand Self-Service (Layanan Mandiri On-Demand):
Konsumen dapat secara mandiri menyediakan sumber daya komputasi (misal: membuat server baru) sesuai kebutuhan, tanpa memerlukan interaksi manusia dengan provider (misal: melalui web dashboard atau API).
Ubiquitous Network Access (Akses Jaringan Di Mana Saja):
Kapabilitas provider tersedia melalui jaringan (internet) dan dapat diakses melalui mekanisme standar oleh client apapun (misal: laptop, HP, tablet).
Resource Pooling (Pengumpulan Sumber Daya):
Provider melayani banyak konsumen (multi-tenant) menggunakan model pooling. Sumber daya fisik (seperti server, storage) dikumpulkan dan dibagikan secara dinamis kepada konsumen yang berbeda sesuai demand, tanpa konsumen tahu lokasi fisik pastinya.
Cloud Computing adalah sebuah model penyediaan sumber daya IT (on-demand via jaringan) yang memecahkan masalah klasik over-provisioning (biaya terbuang) dan under-provisioning (kehilangan pengguna) pada infrastruktur tradisional. Menurut NIST, model ini wajib memiliki 5 karakteristik esensial: Rapid Elasticity (skala naik/turun otomatis), Measured Service (bayar sesuai pakai), On-Demand Self-Service (menyediakan layanan sendiri via dashboard), Ubiquitous Network Access (diakses dari mana saja), dan Resource Pooling (multi-tenant, sumber daya dipakai bersama).
Additional Information
Analogi: Cloud vs. Listrik PLN (vs. Genset Pribadi)
Infrastruktur Tradisional (On-Premises): Ibarat Anda memasang genset pribadi di rumah.
- Masalah: Anda harus beli genset (modal besar), merekrut teknisi untuk merawatnya (SDM), dan membeli bahan bakarnya. Jika genset terlalu besar (over-provisioning), Anda rugi bahan bakar. Jika terlalu kecil (under-provisioning), listrik di rumah Anda mati saat beban puncak.
Cloud Computing: Ibarat Anda berlangganan listrik dari PLN.
On-Demand Self-Service: Anda tinggal menyalakan saklar (Self-Service) kapanpun Anda butuh (On-Demand).
Ubiquitous Network Access: Listrik tersedia di semua stop kontak (Jaringan).
Measured Service: Anda hanya bayar sesuai yang tertera di meteran (Terukur).
Rapid Elasticity: Jika Anda menyalakan AC (beban naik), PLN langsung sanggup memasok daya lebih besar. Anda tidak perlu pusing.
Resource Pooling: PLN memiliki satu pembangkit listrik raksasa (resource pool) yang dipakai bersama-sama oleh jutaan rumah (multi-tenant).
Topik Teknis: Multi-tenancy
Resource Pooling adalah inti dari model bisnis cloud. Provider bisa efisien karena satu server fisik yang sama dapat digunakan untuk menjalankan Virtual Machine (VM) dari puluhan atau ratusan konsumen yang berbeda. Selama isolasi antar-VM aman, ini adalah skenario win-win: provider hemat biaya hardware, konsumen bayar murah.