Back to IF3140 Sistem Basis Data

Topic

Questions/Cues

  • Apa itu Data Governance (DG)?

  • Apa tujuan utama DG?

  • Apa bedanya DG & Data Management?

  • Mengapa DG penting (Business Drivers)?

  • Pendorong: Kepatuhan & Analitik

  • Pendorong: Resiko & Proses

  • Apa 3 syarat keberhasilan DG?

  • Apa saja prinsip-prinsip inti DG?

Reference Points

  • Slides 4-5, 7-13

Definisi dan Tujuan Data Governance

Data Governance (DG) adalah pelaksanaan otoritas dan kontrol (mencakup perencanaan, pemantauan, dan penegakan) atas pengelolaan aset data.

Sederhananya, DG berfokus pada bagaimana sebuah organisasi membuat keputusan terkait data dan bagaimana orang serta proses diharapkan berperilaku seputar data.

Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa data dikelola dengan baik, sesuai dengan kebijakan (internal) dan regulasi (eksternal), serta praktik terbaik (best practices).

Perbedaan Data Governance vs Data Management

Ini adalah konsep kunci. Ada pemisahan tugas yang jelas antara pengawasan dan eksekusi:

  • Data Governance (Pengawasan):

    • Fungsinya seperti legislatif atau dewan pengawas.

    • Tugasnya adalah memastikan data dikelola dengan benar.

    • Fokus pada: “Do the right things” (Melakukan hal yang benar) — Menetapkan kebijakan, standar, dan aturan main.

  • Data Management (Eksekusi):

    • Fungsinya seperti eksekutif atau tim pelaksana.

    • Tugasnya adalah mengelola data secara aktif untuk mencapai tujuan.

    • Fokus pada: “Do things right” (Melakukan hal dengan benar) — Melaksanakan aktivitas harian seperti penyimpanan, pemrosesan, dan pengamanan data sesuai aturan yang ditetapkan DG.

Analogi: Jika data adalah lalu lintas di kota, Data Governance adalah “DPRD dan Dinas Perhubungan” yang merancang undang-undang, menetapkan batas kecepatan, dan memutuskan di mana lampu merah harus dipasang. Data Management adalah “Polisi dan Petugas di lapangan” yang mengatur lalu lintas, menilang pelanggar, dan memastikan jalanan aman setiap hari.

Pendorong Bisnis (Business Drivers)

Ini adalah alasan “Mengapa” organisasi perlu repot-repot menerapkan DG.

  1. Kepatuhan Regulasi (Regulatory Compliance):

    • Ini adalah pendorong paling umum, terutama di industri yang diatur ketat (misal: Keuangan, Kesehatan).

    • Organisasi harus patuh pada undang-undang (Contoh: UU Pelindungan Data Pribadi, aturan OJK/BI) yang terus berkembang. DG menyediakan proses yang ketat untuk ini.

  2. Advanced Analytics & Data Science:

    • Ledakan penggunaan AI, Machine Learning, dan analitik canggih menuntut data yang berkualitas tinggi, bersih, dan tepercaya.

    • Prinsip “Garbage In, Garbage Out” sangat berlaku. DG memastikan data yang masuk (“In”) berkualitas.

  3. Mengurangi Resiko (Reducing Risks):

    • Manajemen Resiko Umum: Mengawasi resiko finansial atau reputasi yang bisa ditimbulkan oleh data (misal: data bocor, keputusan salah).

    • Keamanan Data: Melindungi aset data melalui kontrol ketersediaan, integritas, dan keamanan.

    • Privasi: Mengontrol data sensitif atau PII (Personal Identifying Information) melalui kebijakan dan pemantauan kepatuhan.

  4. Memperbaiki Proses (Improving Processes):

    • Peningkatan Kualitas Data: Membuat data lebih andal sehingga meningkatkan kinerja bisnis.

    • Manajemen Metadata: Membangun Business Glossary (kamus istilah bisnis) agar seluruh organisasi memiliki pemahaman yang sama tentang data (misal: “Pelanggan Aktif” definisinya apa).

    • Efisiensi Proyek: Mengurangi “hutang teknis” (technical debt) terkait data dalam siklus pengembangan perangkat lunak (SDLC).

    • Manajemen Vendor: Mengontrol kontrak terkait data (misal: penggunaan cloud storage, pembelian data eksternal, penjualan data).

Tujuan dan Syarat Keberhasilan DG

Tujuan utamanya adalah memampukan organisasi mengelola data sebagai ASET berharga. Untuk mencapainya, program DG harus:

  1. Berkelanjutan (Sustainable): DG bukan proyek sekali jadi, tapi proses berkelanjutan yang butuh komitmen, sponsor, dan kepemilikan dari pimpinan bisnis.

  2. Tertanam (Embedded): Aktivitas DG harus “tertanam” atau diintegrasikan ke dalam alur kerja normal, seperti pengembangan software, proses analitik, dan manajemen risiko.

  3. Terukur (Measured): DG yang baik harus memberi dampak finansial positif. Ini perlu dibuktikan dengan cara mengukur kemajuan dari titik awal (baseline) dan merencanakan perbaikan yang terukur.

Prinsip-Prinsip Data Governance

Ini adalah fondasi yang memandu semua aktivitas dan kebijakan DG:

  1. Kepemimpinan & Strategi: Harus dimulai dari pimpinan yang visioner. Strategi data harus selaras dengan strategi bisnis utama.

  2. Digerakkan Bisnis (Business-driven): DG adalah program bisnis, bukan program IT. DG mengatur keputusan IT terkait data, sama seperti mengatur interaksi bisnis dengan data.

  3. Tanggung Jawab Bersama (Shared Responsibility): Tanggung jawab dibagi antara Business Data Stewards (pihak bisnis yang paham data) dan Technical Data Management Professionals (pihak IT).

  4. Berlapis (Multi-layered): DG terjadi di berbagai level, mulai dari level enterprise (seluruh perusahaan) hingga level lokal (divisi atau departemen).

  5. Berbasis Framework (Framework-based): Karena perlu koordinasi lintas fungsi, DG harus punya Operating Framework yang jelas mendefinisikan akuntabilitas dan interaksi.

  6. Berbasis Prinsip (Principle-based): Semua kebijakan dan aktivitas DG harus didasarkan pada prinsip-prinsip panduan yang telah disepakati.

Summary

Data Governance (DG) adalah fungsi pengawasan bisnis yang menetapkan otoritas dan kontrol atas aset data, dengan tujuan utama mengelola data sebagai aset strategis. Berbeda dari Data Management yang fokus pada eksekusi, DG fokus pada penetapan aturan dan kebijakan. Pendorong utamanya adalah kebutuhan kepatuhan regulasi, analitik canggih, manajemen risiko, dan perbaikan proses. Agar berhasil, program DG harus Berkelanjutan (didukung pimpinan), Tertanam (terintegrasi dalam proses bisnis), dan Terukur (menunjukkan dampak positif), serta dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip yang digerakkan oleh bisnis dan tanggung jawab bersama.