Back to WI2022 Manajemen Proyek
Analisis, Respons, dan Pengendalian Risiko
Questions/Cues
Apa itu Analisis Risiko Kualitatif?
Apa itu Probability/Impact Matrix?
Apa itu Analisis Risiko Kuantitatif?
Bagaimana menghitung Risk Exposure?
Apa itu Risk Response Planning?
Apa saja strategi untuk risiko negatif?
Apa saja strategi untuk risiko positif?
Apa itu Risk Monitoring & Control?
Reference Points
- ManPro-10-Project Risk Management.pdf (Slides 12-16, 20-22)
Proses 3: Qualitative Risk Analysis (Analisis Risiko Kualitatif)
Ini adalah proses memprioritaskan risiko untuk dianalisis atau ditindaklanjuti lebih lanjut dengan menilai probabilitas (kemungkinan terjadi) dan dampak (konsekuensi) dari setiap risiko. Proses ini bersifat subjektif dan cepat.
Alat Utama: Probability/Impact Matrix. Sebuah matriks yang memetakan setiap risiko berdasarkan dua sumbu: probabilitas dan dampak. Risiko yang berada di kuadran probabilitas tinggi dan dampak tinggi (biasanya berwarna merah) menjadi prioritas utama.
Proses 4: Quantitative Risk Analysis (Analisis Risiko Kuantitatif)
Proses ini menganalisis dampak numerik dari risiko yang telah diprioritaskan (biasanya yang berisiko tinggi dari analisis kualitatif) terhadap tujuan proyek. Proses ini lebih objektif dan membutuhkan data yang baik.
Teknik Utama: Perhitungan Risk Exposure (RE) atau Expected Monetary Value (EMV).
Risk Exposure = Probabilitas (%) x Dampak (dalam nilai moneter atau waktu)
Contoh: Ada risiko “Desain tidak memadai” dengan probabilitas 15% yang akan menyebabkan pengerjaan ulang selama 10 minggu.
RE = 15% x 10 minggu = 1.5 minggu.
Ini berarti, secara statistik, proyek harus mengantisipasi keterlambatan rata-rata 1.5 minggu akibat risiko ini. Total RE dari semua risiko dapat memberikan gambaran tentang contingency reserve (cadangan) yang dibutuhkan.
Proses 5: Risk Response Planning (Perencanaan Respons Risiko)
Setelah risiko diidentifikasi dan dianalisis, langkah selanjutnya adalah mengembangkan opsi dan tindakan untuk meningkatkan peluang dan mengurangi ancaman terhadap tujuan proyek.
Strategi untuk Risiko Negatif (Ancaman)
Avoidance (Menghindari): Menghilangkan ancaman dengan mengubah rencana proyek. Contoh: Menggunakan teknologi yang sudah terbukti daripada teknologi baru yang berisiko.
Transference (Mengalihkan): Memindahkan dampak risiko ke pihak ketiga. Contoh: Membeli asuransi atau mengalihdayakan (outsource) bagian pekerjaan yang berisiko tinggi.
Mitigation (Mitigasi): Mengurangi probabilitas atau dampak dari risiko. Contoh: Melakukan lebih banyak pengujian untuk mengurangi kemungkinan adanya bug.
Acceptance (Menerima): Menerima konsekuensi dari risiko. Bisa pasif (tidak melakukan apa-apa) atau aktif (menyiapkan dana darurat/cadangan kontingensi).
Strategi untuk Risiko Positif (Peluang)
Exploitation (Mengeksploitasi): Melakukan segala cara untuk memastikan peluang tersebut terjadi. Contoh: Menugaskan talenta terbaik untuk menyelesaikan pekerjaan lebih cepat agar mendapatkan bonus.
Sharing (Berbagi): Berbagi kepemilikan peluang dengan pihak ketiga. Contoh: Membentuk kemitraan (joint venture) untuk memaksimalkan pangsa pasar.
Enhancement (Meningkatkan): Meningkatkan probabilitas atau dampak dari peluang. Contoh: Menambahkan lebih banyak fitur untuk meningkatkan penjualan.
Acceptance (Menerima): Menerima peluang begitu saja tanpa tindakan proaktif.
Proses 6: Risk Monitoring and Control (Pemantauan & Pengendalian)
Ini adalah proses berkelanjutan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan merencanakan risiko baru; melacak risiko yang sudah teridentifikasi; memantau pemicu (trigger); dan mengevaluasi efektivitas respons risiko sepanjang siklus hidup proyek.
Aktivitas Utama:
Risk Audits: Memeriksa dan mendokumentasikan efektivitas proses manajemen risiko.
Risk Reassessment: Mengidentifikasi risiko baru dan mengevaluasi kembali risiko yang ada secara berkala.
Status Meetings: Rapat rutin untuk membahas status risiko.
Setelah diidentifikasi, risiko dianalisis secara kualitatif menggunakan Matriks Probabilitas/Dampak untuk memprioritaskan risiko, diikuti oleh analisis kuantitatif untuk mengukur dampak numeriknya. Berdasarkan analisis ini, dikembangkanlah strategi respons risiko yang sesuai—baik untuk menghindari/memitigasi ancaman maupun untuk mengeksploitasi/meningkatkan peluang. Selama proyek berjalan, semua risiko terus dipantau dan dikendalikan (Risk Monitoring and Control) untuk memastikan rencana respons efektif dan untuk mengelola risiko-risiko baru yang muncul.
Additional Information
Cadangan (Reserves)
Hasil dari analisis risiko sering kali diterjemahkan menjadi dua jenis cadangan:
Contingency Reserve (Cadangan Kontingensi): Anggaran atau waktu yang dialokasikan untuk risiko yang sudah teridentifikasi (known unknowns). Jumlahnya biasanya dihitung dari analisis kuantitatif (misalnya, total EMV). Manajer proyek biasanya memiliki wewenang untuk menggunakan cadangan ini.
Management Reserve (Cadangan Manajemen): Anggaran atau waktu tambahan yang dialokasikan untuk risiko yang tidak teridentifikasi (unknown unknowns). Cadangan ini berada di luar cost baseline dan penggunaannya memerlukan persetujuan dari manajemen senior.
Pemicu Risiko (Risk Triggers)
Pemicu adalah indikator atau gejala awal bahwa sebuah risiko akan segera terjadi. Misalnya, jika seorang anggota tim kunci mulai menunjukkan ketidakpuasan kerja (misalnya, sering datang terlambat), ini bisa menjadi pemicu untuk risiko “kehilangan personel kunci”. Memantau pemicu adalah bagian penting dari Risk Monitoring and Control karena memungkinkan tim untuk menerapkan rencana respons sebelum risiko tersebut memberikan dampak penuh.