Back to WI2022 Manajemen Proyek
Pengantar, Perencanaan, dan Pengumpulan Kebutuhan Proyek
Questions/Cues
Apa itu Lingkup Proyek?
Mengapa Manajemen Lingkup penting?
Apa saja 6 proses utamanya?
Bagaimana merencanakan manajemen lingkup?
Apa itu pengumpulan kebutuhan?
Bagaimana cara mengumpulkan kebutuhan?
Apa itu RTM?
Reference Points
- ManPro-05-Project-Scope-Management.pdf (Slides 1-13)
Apa itu Manajemen Lingkup Proyek (Project Scope Management)?
Manajemen Lingkup Proyek adalah serangkaian proses yang memastikan sebuah proyek mencakup semua pekerjaan yang diperlukan, dan hanya pekerjaan yang diperlukan, untuk menyelesaikan proyek tersebut dengan sukses.
Lingkup Proyek (Project Scope): Mendefinisikan semua pekerjaan yang harus dilakukan untuk menghasilkan produk, layanan, atau hasil dengan fitur dan fungsi yang telah ditentukan. Ini adalah “apa” yang akan kita kerjakan.
Tujuan Utama: Mendefinisikan dan mengendalikan apa yang termasuk dan tidak termasuk dalam proyek. Ini membantu menghindari “scope creep”, yaitu penambahan fitur atau pekerjaan di luar lingkup asli yang tidak terkendali.
Pentingnya Manajemen Lingkup
Kesalahan dalam mendefinisikan lingkup adalah salah satu penyebab utama kegagalan proyek perangkat lunak.
Statistik Kegagalan:
Penyebab Terbesar: Kesalahan mendefinisikan kebutuhan (Survey Standish Group, 1995-1996).
Biaya Rework: Mengolah kembali pekerjaan yang salah (rework) dapat memakan 30-50% dari total biaya proyek.
Akar Masalah Rework: Sekitar 70-80% rework disebabkan oleh kesalahan dalam manajemen lingkup.
Faktor Keberhasilan Terkait Lingkup:
Keterlibatan User: Pengguna harus aktif terlibat dalam mendefinisikan apa yang mereka butuhkan.
Obyektif Bisnis Jelas: Proyek harus selaras dengan tujuan bisnis yang jelas.
Lingkup yang Sesuai: Lingkup tidak terlalu besar (ambisius) atau terlalu kecil (tidak bernilai).
Kebutuhan Dasar Tegas: Persyaratan inti harus didefinisikan dengan kokoh sejak awal.
Enam Proses Utama dalam Manajemen Lingkup Proyek
Proses ini dibagi menjadi dua kelompok utama: Planning serta Monitoring and Controlling.
Plan Scope Management: Membuat rencana tentang bagaimana lingkup akan didefinisikan, divalidasi, dan dikendalikan.
Collect Requirements: Mengumpulkan, mendokumentasikan, dan mengelola kebutuhan dari para stakeholder.
Define Scope: Mengembangkan deskripsi detail tentang proyek dan produk yang akan dihasilkan.
Create WBS (Work Breakdown Structure): Memecah deliverables proyek menjadi bagian-bagian pekerjaan yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola.
Validate Scope: Proses mendapatkan persetujuan formal dari stakeholder atas deliverables yang telah selesai.
Control Scope: Memantau status lingkup proyek dan produk serta mengelola perubahan pada scope baseline.
Proses 1: Plan Scope Management (Perencanaan)
Ini adalah proses “merencanakan cara merencanakan”. Tujuannya adalah untuk membuat Scope Management Plan.
Input: Project Charter, Preliminary Scope Statement, dan Project Management Plan yang sudah ada.
Output (Scope Management Plan): Dokumen ini menjelaskan bagaimana tim proyek akan:
Mempersiapkan Project Scope Statement (pernyataan lingkup proyek) yang detail.
Membuat Work Breakdown Structure (WBS).
Memverifikasi bahwa deliverables (hasil kerja) telah selesai dan memenuhi kriteria.
Mengendalikan permintaan perubahan terhadap lingkup proyek.
Proses 2: Collect Requirements (Pengumpulan Kebutuhan)
Ini adalah proses untuk menentukan, mendokumentasikan, dan mengelola kebutuhan dan harapan stakeholder. Kebutuhan adalah “kondisi atau kapabilitas yang harus dipenuhi oleh proyek atau produk untuk memuaskan sebuah perjanjian atau spesifikasi formal.”
Output Utama:
Requirements Documentation: Dokumen yang menjelaskan setiap kebutuhan secara detail, termasuk prioritas, kategori, dan kriteria penerimaan.
Requirements Traceability Matrix (RTM): Sebuah tabel yang menghubungkan setiap kebutuhan dari asalnya (misal: tujuan bisnis, permintaan stakeholder) hingga deliverables yang memenuhinya. RTM memastikan tidak ada kebutuhan yang terlewat.
Teknik Pengumpulan Kebutuhan:
Interview: Wawancara satu-satu dengan stakeholder.
Focus Group Discussion (FGD): Diskusi terarah dengan sekelompok stakeholder untuk mendapatkan pemahaman mendalam.
Questionnaires & Surveys: Menyebarkan kuesioner untuk mengumpulkan informasi dari banyak orang.
Observation: Mengamati pengguna saat mereka melakukan pekerjaan mereka untuk memahami proses dan tantangan yang ada.
Prototyping: Membuat model awal dari produk untuk mendapatkan umpan balik visual dan fungsional dari pengguna.
Benchmarking: Membandingkan dengan praktik terbaik atau produk serupa dari organisasi lain.
Manajemen Lingkup Proyek adalah fondasi krusial untuk keberhasilan proyek, yang berfokus pada pendefinisian semua pekerjaan yang diperlukan secara akurat untuk menghindari kegagalan dan biaya pengerjaan ulang (rework). Proses ini dimulai dengan membuat sebuah rencana formal (Plan Scope Management) tentang bagaimana lingkup akan dikelola, diikuti dengan proses sistematis untuk mengumpulkan, mendokumentasikan, dan melacak semua kebutuhan stakeholder (Collect Requirements) menggunakan berbagai teknik seperti wawancara, FGD, dan prototyping untuk memastikan tidak ada yang terlewat.
Additional Information
Perbedaan Product Scope vs. Project Scope
Sangat penting untuk membedakan dua istilah ini:
Product Scope (Lingkup Produk): Berfokus pada fitur dan fungsi yang menjadi karakteristik sebuah produk, layanan, atau hasil. Contoh: “Aplikasi mobile harus memiliki fitur login, dashboard, dan notifikasi.”
Project Scope (Lingkup Proyek): Berfokus pada pekerjaan yang harus dilakukan untuk menghasilkan produk tersebut. Contoh: “Pekerjaan untuk membuat aplikasi mobile meliputi analisis kebutuhan, desain UI/UX, pengembangan backend, pengembangan frontend, pengujian, dan peluncuran.”
Manajemen Lingkup Proyek mencakup pengelolaan keduanya untuk memastikan produk yang tepat dibuat dengan cara yang benar.
Eksplorasi Mandiri: Membuat RTM Sederhana
Coba buat sebuah Requirements Traceability Matrix (RTM) sederhana untuk proyek fiktif, misalnya “Membuat Website Portofolio Pribadi”.
Identifikasi Kebutuhan: Tulis 3-5 kebutuhan. Contoh:
(REQ-01) Website harus menampilkan minimal 5 proyek terbaik.
(REQ-02) Harus ada halaman “Tentang Saya” dengan foto profesional.
(REQ-03) Website harus responsif di perangkat mobile.
Buat Tabel RTM: Buat tabel dengan kolom:
ID Kebutuhan,Deskripsi Kebutuhan,Sumber (misal: Kebutuhan Pribadi),Tujuan Bisnis (misal: Mendapatkan Klien), danDeliverable WBS (misal: 1.2 Halaman Portofolio).Isi Tabel: Lacak setiap kebutuhan ke tujuannya. Ini akan memberikan gambaran praktis tentang bagaimana RTM berfungsi untuk memastikan setiap kebutuhan memiliki tujuan dan hasil yang jelas.
Sumber & Referensi Lanjutan:
PMBOK® Guide (A Guide to the Project Management Body of Knowledge): Ini adalah sumber standar industri untuk semua proses manajemen proyek, termasuk Manajemen Lingkup. Materi dalam PDF ini sangat merujuk pada panduan PMBOK.
Buku “Software Requirements” oleh Karl Wiegers: Sebuah referensi klasik yang sangat mendalam tentang praktik rekayasa kebutuhan perangkat lunak.