Back to WI2022 Manajemen Proyek
Topic
Questions/Cues
Apa itu Siklus Hidup Proyek?
Apa saja 5 tahap utama Siklus Hidup Proyek?
Apa tujuan dan luaran dari tahap Inisiasi?
Apa tujuan dan luaran dari tahap Perencanaan?
Apa tujuan dan luaran dari tahap Pelaksanaan?
Apa tujuan dan luaran dari tahap Monitoring & Pengawasan?
Apa tujuan dan luaran dari tahap Penutupan?
Apa bedanya Siklus Hidup Proyek dan Siklus Hidup Pengembangan Produk?
Apa itu Siklus Hidup Prediktif?
Apa itu Siklus Hidup Iteratif?
Apa itu Siklus Hidup Adaptif (Agile)?
Reference Points
- ManPro-02-Pengertian-Manajemen-Proyek.pdf (Slides 6, 7, 11, 12)
Definisi Siklus Hidup Proyek (Project Life Cycle)
Siklus Hidup Proyek adalah serangkaian fase yang dilalui oleh sebuah proyek dari awal (inisiasi) hingga akhir (penutupan). Setiap fase memiliki tujuan, aktivitas, dan deliverables (luaran) spesifik yang harus dicapai sebelum bisa melanjutkan ke fase berikutnya.
Tujuannya adalah untuk memecah proyek yang kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola, sehingga memberikan kontrol dan struktur yang lebih baik.
Tahapan Siklus Hidup Proyek
Berdasarkan panduan PMBOK, siklus hidup proyek umumnya terdiri dari lima tahapan utama:
Inisiasi (Initiation)
- Tujuan: Mendefinisikan proyek secara umum. Menentukan kebutuhan bisnis, mengidentifikasi pemangku kepentingan (stakeholders), dan menetapkan tujuan awal.
- Aktivitas: Analisis kebutuhan, analisis kelayakan awal, identifikasi risiko awal.
- Luaran: Project Charter, yaitu dokumen resmi yang memberikan otorisasi untuk memulai proyek, serta daftar pemangku kepentingan.
Perencanaan (Planning)
Tujuan: Merencanakan secara detail semua aspek dan aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan proyek.
Aktivitas: Mengembangkan Work Breakdown Structure (WBS), membuat jadwal, merencanakan anggaran, dan menganalisis risiko secara mendalam.
Luaran: Rencana Proyek Komprehensif yang mencakup jadwal, anggaran, rencana manajemen risiko, dan rencana komunikasi.
Pelaksanaan (Execution)
Tujuan: Melaksanakan semua tugas dan aktivitas yang telah didefinisikan dalam rencana proyek. Mengoordinasikan tim dan sumber daya.
Aktivitas: Pengelolaan tim, pelaksanaan tugas sesuai rencana, pengendalian kualitas, dan komunikasi.
Luaran: Produk atau layanan yang menjadi hasil utama proyek, sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
Monitoring dan Pengawasan (Monitoring & Controlling)
Tujuan: Memastikan proyek tetap berjalan sesuai jalur yang direncanakan. Mengukur kemajuan dan kinerja terhadap rencana awal.
Aktivitas: Pemantauan kinerja, pengukuran kemajuan terhadap jadwal dan anggaran, pengelolaan perubahan, dan melakukan tindakan korektif jika terjadi penyimpangan.
Luaran: Laporan kemajuan/status proyek dan persetujuan permintaan perubahan (change requests).
Penutupan (Closing)
Tujuan: Menyelesaikan semua aktivitas proyek secara formal, menyerahkan hasil akhir, dan membubarkan tim.
Aktivitas: Verifikasi hasil akhir, evaluasi kinerja proyek, penyelesaian kontrak, dan dokumentasi lessons learned.
Luaran: Laporan akhir proyek, dokumentasi pembelajaran, dan penyerahan resmi produk atau layanan kepada klien.
Keterkaitan dengan Siklus Hidup Pengembangan Produk
Siklus Hidup Proyek (Project Lifecycle) dan Siklus Hidup Pengembangan Produk/Perangkat Lunak (Software/Product Development Lifecycle - SDLC) adalah dua konsep yang berbeda namun saling terkait.
Project Lifecycle: Kerangka kerja manajemen tingkat tinggi (Inisiasi, Perencanaan, Eksekusi, Penutupan) yang mengelola proyek secara keseluruhan.
SDLC: Proses teknis spesifik untuk membangun produk itu sendiri (misalnya Analisa, Desain, Koding, Pengujian, Deployment).
Biasanya, SDLC terjadi di dalam fase Pelaksanaan (Execution) dari Project Lifecycle.
Metodologi / Siklus Hidup Proyek
Ada berbagai pendekatan atau metodologi untuk menjalankan siklus hidup proyek, tergantung pada tingkat kepastian dan stabilitas lingkup proyek.
Siklus Hidup Prediktif (Predictive):
Disebut juga model Waterfall.
Menggunakan perencanaan yang sangat rinci di awal dan pengendalian yang ketat.
Cocok untuk proyek dengan tujuan dan lingkup yang sangat jelas serta stabil sejak awal. Contoh: Proyek konstruksi gedung.
Siklus Hidup Iteratif (Iterative):
Proses pengembangan dilakukan secara berulang (iteration). Setiap iterasi menghasilkan sebagian dari produk, yang kemudian ditingkatkan pada iterasi berikutnya.
Cocok untuk proyek dengan ketidakpastian tinggi atau di mana tujuan belum sepenuhnya jelas. Contoh: Proyek Penelitian dan Pengembangan (R&D).
Siklus Hidup Adaptif (Adaptive):
- Dikenal juga sebagai metodologi Agile.
- Sangat fleksibel dan dapat beradaptasi dengan perubahan. Lingkup proyek dapat berubah selama pelaksanaan melalui siklus pengembangan pendek (sprints).
- Cocok untuk lingkungan yang cepat berubah. Contoh: Pengembangan perangkat lunak modern.
Siklus Hidup Proyek adalah kerangka kerja terstruktur yang membagi proyek menjadi lima fase utama—Inisiasi, Perencanaan, Pelaksanaan, Monitoring & Pengawasan, dan Penutupan—untuk memastikan pengelolaan yang efektif dari awal hingga akhir. Siklus hidup pengembangan produk teknis (seperti SDLC) biasanya berjalan di dalam fase Pelaksanaan proyek. Pendekatan untuk menjalankan siklus ini bervariasi dari Prediktif (Waterfall) yang kaku untuk proyek yang pasti, hingga Iteratif dan Adaptif (Agile) yang lebih fleksibel untuk proyek dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi.
Additional Information
Memilih Metodologi yang Tepat: Kapan Menggunakan Agile vs. Waterfall?
Pemilihan antara pendekatan Prediktif (Waterfall) dan Adaptif (Agile) adalah salah satu keputusan paling krusial dalam manajemen proyek modern.
Gunakan Waterfall (Prediktif) jika:
Persyaratan Jelas: Semua kebutuhan diketahui dan tidak mungkin berubah.
Teknologi Dikuasai: Tim sudah sangat familiar dengan teknologi yang digunakan.
Proyek Sederhana: Tidak ada ketidakpastian yang signifikan.
Klien Tidak Ingin Terlibat Terus-menerus: Klien lebih suka memberikan persyaratan di awal dan melihat hasilnya di akhir.
Gunakan Agile (Adaptif) jika:
Persyaratan Tidak Jelas atau Mudah Berubah: Pasar atau kebutuhan pengguna sering berubah.
Proyek Kompleks: Banyak ketidakpastian teknis atau fungsional.
Diperlukan Inovasi: Solusi terbaik belum diketahui dan perlu ditemukan melalui eksperimen.
Klien Ingin Terlibat Aktif: Umpan balik yang cepat dan kolaborasi berkelanjutan sangat dihargai untuk memastikan produk akhir sesuai dengan kebutuhan.
Hybrid Approach
Dalam praktiknya, banyak organisasi tidak menggunakan satu metodologi secara murni, melainkan pendekatan hibrida. Misalnya, mereka mungkin menggunakan pendekatan prediktif untuk perencanaan anggaran dan jadwal tingkat tinggi, tetapi menggunakan pendekatan Agile untuk tim pengembangan produk dalam fase eksekusi.
Eksplorasi Mandiri
Cari studi kasus tentang proyek yang gagal karena salah memilih metodologi. Misalnya, proyek software besar yang menggunakan Waterfall padahal persyaratannya terus berubah.
Bandingkan framework Agile populer seperti Scrum dan Kanban. Apa perbedaan utama dalam cara mereka mengelola pekerjaan dalam siklus hidup adaptif?