13523149 - Naufarrel Zhafif Abhista

Video ini menganalisis mengapa arsitektur microservice, meskipun didasari oleh prinsip rekayasa perangkat lunak yang solid sejak 1975, kini menghadapi banyak kritik. Ian Cooper berargumen bahwa masalah utamanya bukan pada konsep microservice itu sendiri, melainkan pada dua kesalahpahaman fundamental dalam implementasinya.
Kesalahan pertama adalah obsesi pada kata “micro”, yang membuat tim fokus pada ukuran layanan (jumlah baris kode) hingga menghasilkan “nano services”. Hal ini menciptakan sistem yang rapuh, latensi tinggi, dan ketergantungan yang tinggi (high coupling). Cooper menegaskan bahwa fokus seharusnya adalah “replaceability” (daya ganti), bukan ukuran.
Kesalahan kedua adalah menyamakan “service” dengan “proses”, di mana setiap layanan dianggap harus berjalan sebagai satu container atau fungsi Lambda. Sebagai solusi, Cooper merekomendasikan penggunaan model “4+1 View” untuk memisahkan pemikiran tentang domain logis, unit pengembangan (bounded context), proses yang berjalan, dan infrastruktur fisik. Ia juga memperkenalkan konsep “Macro service” sebagai jalan tengah yang pragmatis untuk domain yang terlalu kompleks bagi microservice tetapi tidak memerlukan monolith, mengklarifikasi studi kasus Amazon Prime sebagai contoh dari pendekatan ini.